· Disili
Merupakan upacara pemakaman yang paling sederhana.Dahulu kala orang yang tidak mampu (Secara Ekonomi) dari tingkatan budak sering dikuburkan dengan cara yang menyedihkan misalnya dengan membekali mayat dengan telur ayam tetapi pada zaman sekarang rata-rata keluarga menguburkan mayat dengan memotong seekor atau beberapa ekor babi.Upacara penguburan disili adalah Aluk golongan masyarakat budak,terutama untuk untuk menguburkan anak mereka yang belum dewasa. Anak yang lahir dan meninggal dikubur bersama urihnya tanpa upacara keagamaan.Sedang anak yang meninggal dunia sebelum giginya tumbuh dimassukkan dalam pohon kayu besar upacara sederhana dan tanpa pembalut kain.Kedua upacara penguburan ini dilakukan pada semua golongn baik bangsawan maupun ataupun tingkat rendah.
Anak yang demikian dianggap belum ada kesalahan yang dilakukan,masih suci di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa dan dikembalikan alam asalnya kedalam pohon besar .Pohon tempat menguburkan anak ini disebut “Liang” atau “Passiliran”.
· Dipasang Bongi
Merupakan upacara kematian yang dilaksanak hanya dalam satu malam saja di rumah danmengurbankan seekor kerbau dan beberapa ekor babi.Upacara ini bagi orang tua(dewasa) dari golongan rendah ataupun golongan menengah yang tidak mampu secara ekonomi. · Dipatallung Bongi
Merupakan upacara pemakaman yang berlangsung selama tiga malam di rumah dan mengurbankan empat ekor kerbau serta babi sekitar sepuluh ekor.Hari kedeua taqmu datang membawa sumbangan berupa babi,tuak,gula,kopi,rokok dan lain-lain. Beberapa tempat nasi tidak boleh dimakan di tempat itu dan semua keluarga terdekat mempunyai kewajiban untuk pantang makan nasi selama berlangsungnya upacara dan beberapa hari sesudahnya.Selama tiga malam berturut-turutdiadakan upacara ma’badong · Dipalimang Bongi
Merupakan upacara pemakaman yang berlangsung selama lima hari lima mala.Hari ketiga baru hari penerimaan,tamu atau kenalan mendapat kesempatan untuk untuk datang membawakan sumbangan berupa minuman tuak (khas Toraja) babi atau kerbau dan kenalan dari luar kota datang membawa rokok atau gula pasir . Keluarga yang masih ada hubungan darah tapi sudahagak jauh hadir pula memberikan ucapan belasungkawa bersama semua penduduk desa.Paling kurang sembilan ekor kerbau di kurbankan dan puluhan ekor babi. · Dipapitung Bongi
Upacara tujuh hari tujuh malam,setiap malam dan setiap hari ada upacara pemotongan kerbau dan babi,keluarga terdekat pantang makan nasi selama acara berlangsung.Acara hari penerimaan tamu lebih meriah sebab pemotongan kurban babi dan kerbau lebih banyak dengan kurban kerbau sebanyak 9 sampai 20 ekor atau lebih.Kepala kerbau diperuntukkan bagi rumh tongkonan dan daging kerbau diberikan kepada tamu dan penduduk desa sesuai dengan kedudukan dan fungsinya dalam masyarakat. · Ma’Badong
Menceritakan riwayat manusia sejak ibu mengandung,melahirkan hidup dalam masyarakat dan meninggal dunia menuju akhirat.Contoh beberapa kalimat dalam badong :Tiromu tu tau tongan ,tutonatampa deata,malemo naturu’ gaun naempa-empa salebu’ sau ‘rumembe na langi’,sau’ingkokna batara, denmo gai’na tang mamma’,tang urraban bulu mata.
Artinya kalian telah saksikan,Manusia ciptaan Dewata jiwanya berangkat bersama embun,dan diarak oleh awan ,ia berangkat ke arah selatan ,kedunia cita-cita sana ,ia telah mengasuh anak-anak,dengan segala penderitaan ,tapi anak –anak sekarang telah memberikan baktinya dengan segala korban.
· Dirapai
Merupakan acara penguburan orang meninggal yang paling mahal karena dua dua kali diupacarakan sebelum dikuburkan.Upacar pertama diadakan di rumah tongkonan dan kemudian diistirahatkan satu tahun baru upacara kedua diadakan. Upacar pertama dalaqm bahasa daerah disebut dialuk pia.Pada upacara yang kedua mayat diarak dengan pikulan ratusan orang dari rumah tongkonan ke Rante tempat upacar kedua di adakan .
Upacar a ini disebut ma’palao/ma’pasonglo’ .Orang meninggal dibungkus kain merah yang dilapisi emas,diikuti oleh tau-tau dan janda dari almarhum dalam usungan yang dihiasi emas serta serta diiringi oleh puluhan ekor kerbau jantan berhias yang siap untuk diadu.
Setelah tiba di rante mayat dinaikkan ke lakkian suatu bangunan tinggi khusus tempat mayat. Kemudian dilanjutkan dengan acara selanjutnya seperti:
*Upacara adu kerbau
*Acara sisemba’
Dirapai terbagi :
- Ø Rapasan dilayu-layu dengan target terendah 12 ekor kerbau
- Ø Rapasan Sundun dengan target minimal 24 ekor kerbau
- Ø Rapasan Sapurandan dengan jumlah paling rendah 30 ekor kerbau
Ketiga type rapasan ini memotong babi ratusan ekor dan kerbau belang yang mahal harganya dan dipotong pada hari mantunu/allo duku’na.Pada rapasan sapu randanan kerbau yang dipotong dari semua warna bulu kecuali warna kerbau putih (tedong bulan).Sapi tidak lasim dipotong pada upacara adat Toraja namun tidak masalah bila mengurbankanya namun tidak sama dengan mengurbankan kerbau yang memiliki nilai dalam adat Toraja. Silahkan memberi komentar kritik dan saran anda di bawah...! demi menghindari kesalah Fahaman budaya Toraja.