Terimah kasih telah berkunjung di blog saya semoga bermanfaat

Powered by Blogger.

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Home » » Kesenian-Kesenian Toraja

Kesenian-Kesenian Toraja


     Kesenian-Kesenian Toraja yang dinamakan Gau’Pa’Tendengan atau Gau’Tendeng seperti kesenian pada derah dan suku bangsa yang lain,kesenian Toraja bersumber dari falsafah hidup dan kehidupan masyarakat Toraja yang keseluruhannya nampak dalam kehidupan ajaran aluk todolo sebagai sumber Kebudayaan Toraja .
    Masyarakat Toraja Mengenal kesenian-kesenian yang disebut Gau’Tendeng  dengan bentuk yang beraneka ragam .
    Kehidupan Toraja membagi kesenian dalam beberapa golongan kesenian antara lain:
A.    Seni Tari yang diseburt Gellu’-gellu’.
B.    Seni  lagu dan seruling yang disebut Pa’Kakayoan passuling-suling.
C.    Seni  Tari paduan lagu dan paduan seruling yang disebut Gellu’-gellu’ di gamarai dan gellu’-gellu di sulingngi.
D.    Seni hias yang dinamakan Pa’belo-belo
E.    Seni Sastra yang di sebut Tantanan Kada/Kada-kada Tominaa.
F.    Seni Ukir yang namanya Passura’,seni pahat yang disebut Pa’ Paa’,seni anyam yang disebut pangganan,seni tenun yang disebut Pa’ Tannun,seni Tempa yang disebut Pa’ Tampa dll
G.    Seni Bangunan yang disebut Manarangngi

Seni ukir,seni pahat,seni anyam,seni tempah,dan seni tenun pada dasarnya sama saja dengan  kesenian  yang berada di daerah lain.Seni Toraja masing-masing tersebut memiliki waktu atau moment tertentu untuk dilakukan,hal itu karena seni itu lahir karena merupakan pelengkap dari suatu peristiwa kehidupan yang paling menonjol seperti dalam dua aspek kehidupan upacara yaitu upacara rambu tuka’dan rambu solo,maka dari itu dalam kehidupan masyarakat Toraja  dibagai atas dua dasar kehidupan yakni lahir dan kehidupannya di dunia serta penggunaaan seni sebagai berikut :
1.    Kesenian untuk upacara rambu’ tuka’atau aluk rampe matallo.
2.    Kesenian untuk upacara rambu solo’ atau aluk rampe matampu’
Kedua dasar serta jenis kesenian tersebut tak dapat dicampur atau ditukar masing-masing seni dan penggunaannya karena tiap-tiap seni telah ditentukan waktu dan tempat penggunaannya,dan jika terjadi percampuran maka dianggap sebagai pelanggaran adat yang sangat berat hukumannya yang biasa kita sebut sebagai pamali.
Silahkan memberi komentar kritik dan saran anda di bawah...! demi menghindari kesalah Fahaman budaya Toraja.
Sumber:Toraja dan kebudayaanya oleh L.T Tangdilintin (1978).

0 comments :

Post a Comment

♥ Terimah Kasih telah berkunjung,silahkan memberi komentar ♥ :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS