Terimah kasih telah berkunjung di blog saya semoga bermanfaat

Powered by Blogger.

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Home » » Mengapa Orang Meninggal Di Tana Toraja Tidak Segera dikubur ?

Mengapa Orang Meninggal Di Tana Toraja Tidak Segera dikubur ?


          Bagi masyarakat luas yang belum mengenal betul budaya Toraja Khususnya dalam rangkaian Aluk Todolo, akan merasa heran jika melihat adanya mayat yang sudah bertahun-tahun masih disemayamkan didalam rumah untuk menunggu diupacarakan.Bahkan ada yang merasa takut melihat mayat masih disemayamkan dalam rumah.
          Inilah salah satu ciri khas masyarakat Toraja yang mungkin tidak terdapat pada daerah lainnya di Indonesia ataupun belahan dunia ini. Lain padang lain belalang lain lubuk lain ikannya, itu kata pepatah. Kalau didaerah lain ada kebiasaan dan kepercayaan untuk segera menguburkan orang yang meninggal agar jiwanya segera menghadap Allah dan perasaan keluarga tidak terus menerus merasa berduka maka lain halnya dengan di Toraja. Demikian juga dengan adat dan kepercayaan yang membakar tubuh mayat agar jiwanya selamat karena tubuh dan daging inilah yang membuat dosa perlu dibakar agar jiwa selamat, di Toraja tidak pernah dilakukan hal seperti ini.
          Kedua falsafah hidup keagamaan diatas satu sama lainberbeda pandangan terhadap mayat seseorang tetapi kalau mereka saling mau mengerti dan saling mengetahui latar belakang dibalik upacara penguburan masing-masing maka kesimpulannya hanya satu menuju dunia akhir yang selamat. 
          Lalu timbul pertanyaan mengapa orang Meninggal di Toraja tidak segera  dikubur atau dibakar?Kalau seseorang meninggal dunia, seluruh anggota keluarga terkejut dan merasakan duka cita, ini adalah sifat hakiki universal, hanya cara dan upacara pemakamannya satu sama lain berbeda.
Latar belakang orang Toraja menyemayamkan mayat dirumah dan tidak segera dikubur karena :
a. Jika seorang anggota keluarga meninggal dan segera dikubur maka kepergiannya akan meninggalkan perasaan yang sangat berduka/sedih,seolah-olah burung elang menyambar dan membawanya terbang secara tiba-tiba.
b. Dengan menagguhkan pekuburannya perasaan keluarga/manusia makin lama makin sadar bahwa manusia akan mati dan jika waktunya telah tiba kita juga akan mengikutinya.Selama menunggu saat penguburan, mayat dibaringkan dirumah dan dijaga baik-baik oleh keluarga.
c. Kematian seorang anggota keluarga harus dikabarkan kepada seluruh kelaurga dan seorang anak Toraja mempunyai kewajiban untuk hadir dan memberipenghormatan yang terakhir kepada ibu bapanya. Seorang anak perempuan Toraja harus meneteskan air mata yang terakhir untuk jasad tubuh yang telah memberi dunia ini pada anaknya.
d. Seluruh keluarga perlu diberi kesempatan untuk bermusyawarah menentukan waktu dan tingkat upacara pemakaman mana yang akan dipilih.
           e. Persiapan mendapatkan uang dan kesempatan membuat pondok tamu.


0 comments :

Post a Comment

♥ Terimah Kasih telah berkunjung,silahkan memberi komentar ♥ :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS